Senin, 16 April 2018

Carbonyl Chemistry (Kimia Karbonil)



Carbonyl Chemistry
(Kimia Karbonil)
3.1 Organometallic additions
            Terdapat 2 jenis reaksi adisi gugus karbonil menjadi alkohol yang menggunakan reagen organologam, yaitu :

A. Reagen Organolithium (Me-Li)
Reagen organolithium ditandai dengan ikatan C-Li. Lithium kurang elektronegatif daripada karbon sehingga ikatan C-Li dapat terpolarisasi menjadi C- +Li. Reagen organolithium lebih reaktif daripada organomagnesium halida (Grignard) dan diharapkan bertindak sebagai nukleofil dan basa yang baik. Reaksi logam lithium pada suhu rendah dengan alkil halida dalam pelarut hidrokarbon menghasilkan alkil litium. Organolithium bereaksi dengan aldehid, keton dan ester untuk menghasilkan alkohol sebagai suatu reaksi adisi. Salah satu contohnya dengan menggunakan keton membentuk alkohol tersier (3°) :


Reaksi dengan : (1) Aldehida membentuk alkohol sekunder (2°), (2) Keton membentuk alkohol tersier (3°) dan (3) Ester membentuk keton.
B. Reagen Grignard (MeMg-X)
Reagen Grignard merupakan senyawa alkil-/aril- Magnesium Halida dengan rumus umum RMg-X, dimana X adalah halogen dan R adalah gugus alkil atau aril. Reagen Grignard sederhana yang umum digunakan berupa CH3CH2MgBr.
Pada reaksi adisi Nukleofilik oleh reagen Grignard, R bertindak sebagai nukleofil yang bermuatan parsial negatif (R:- +MgX). Aldehida membentuk alkohol sekunder (2°) pada reaksi dengan pereaksi Grignard dalam larutan eter. Sedangkan keton membentuk alkohol tersier (3°).

Pada reaksi Grignard, dimulai dari kompleksasi asam-basa Mg2+ ke atom oksigen karbonil dari aldehida atau keton, sehingga membuat gugus karbon karbonil menjadi Elektrofil yang baik. Penambahan Nukleofil R:- menghasilkan intermediet tetrahedral Magnesium Alkoksida (-OMgX). Protonasi menggunakan air atau asam encer secara terpisah dapat menghasilkan alkohol netral. Adisi Grignard memiliki irreversibel yang lebih efektif karena karbanion adalah leaving group yang terlalu buruk sehingga sulit dilepaskan. Mekanisme reaksinya sebagai berikut :

3.2 Alkylations
            Reaksi alkilasi enolat dilakukan menggunakan alkil halida. Alkilasi terjadi bila anion enolat (nukleofilik) bereaksi dengan alkil halida (elektrofilik) dan memaksa lepasnya leaving group melalui mekanisme SN2. Reaksi dapat terjadi pada atom oksigen enolat atau karbon alfa, tetapi secara normal terjadi pada atom karbon.

3.3 Michael reactions
            Reaksi Michael adalah reaksi adisi nukleofilik terhadap senyawa α,β-karbonil tidak jenuh yang memiliki suatu ikatan rangkap dua yang elektrofilik secara tidak biasa (akibat resonansi).
Saat karbon betanya bersifat elektrofilik karena membagi muatan positifnya secara parsial ke karbon karbonil melalui resonansi, maka terjadi serangan pada gugus karbonil. Selanjutnya akan terjadi protonasi pada oksigen yang menyebabkan adanya adisi 1,2. Sementara apabila serangan terjadi pada posisi beta, maka atom oksigen akan bersifat nuklofilik, dan adisi yang terjadi adalah 1,4 adisi.

3.4 Carbonyl condensation reactions
            Reaksi kondensasi adalah reaksi antara dua molekul atau lebih yang bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan melepas satu atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air).
Kondensasi aldol adalah sebuah reaksi organik antara ion enolat dengan senyawa karbonil , membentuk β-hidroksialdehida atau β-hidroksiketon dan diikuti dengan dehidrasi, menghasilkan sebuah enon terkonjugasi. Kondensasi aldol melibatkan adisi nukleofilik dari sebuah enolat keton (nukleofil) ke sebuah karbon aldehida (elektrofil) yang membentuk β-hidroksi keton atau sebuah "aldol" (aldehida + alkohol).
Kondensasi Aldol mengalami 2 tahap : reaksi pembentukan karbanion (enolat keton) dan reaksi dehidrasi. Terdapat 2 jalur reaksi yaitu menggunakan basa kuat (jalur enolat keton) dan menggunakan katalis asam (jalur enol).

3.5 Asymmetric synthesis via enolates
Sintesis kiral juga disebut sintesis asimetris, adalah sintesis yang mempertahankan atau memperkenalkan kiralitas yang diinginkan. Pada prinsipnya, ada tiga metode yang berbeda untuk menginduksi asimetri dalam reaksi. Ada dapat berupa satu atau beberapa pusat stereogenik tertanam dalam merangsang kiralitas substrat dalam reaksi (kontrol substrat) atau eksternal sumber menyediakan induksi kiral (kontrol reagen). Dalam kedua kasus yang diperoleh Stereoselektivitas mencerminkan perbedaan energi antara transisi diastereomerik dasar.
Contoh reaksinya yaitu pada pembantu imida kiral seperti Evans 'N-acyloxazolidinones (1.43) yang digunakan untuk alkilasi asimetris dan asimetrisaldol kondensasi (Skema 1.10) :

3.6 Ring-forming reactions
            Reaksi pembentukan cincin atau reaksi penutupan cincin dalam kimia organik adalah istilah untuk reaksi yang memperkenalkan satu atau lebih cincin ke dalam molekul. Reaksi pembentukan heterosiklik adalah reaksi yang memperkenalkan heterosiklik baru. Kelas-kelas penting dari reaksi pembentukan cincin termasuk annotes dan sikloadisi.
            Beberapa reaksi pembentukan cincin yaitu :
1.      Azide-alkyne Huisgen cycloaddition
2.      Bischler–Napieralski reaction
3.      Bucherer carbazole synthesis
4.      Danheiser annulation
5.      Diels–Alder reaction
6.      Fischer indole synthesis
7.      Larock indole synthesis
8.      Paal–Knorr synthesis
9.      Pictet–Spengler reaction
10.   Pomeranz–Fritsch reaction
11.   Ring-closing metathesis
12.   Robinson annulation
13.   Skraup reaction
The Diels–Alder Cycloaddition Reaction. Diena terkonjugasi dapat mengalami reaksi adisi dengan alkena menghasilkan produk sikloheksena tersubstitusi. Misalnya pada reaksi adisi 1,3-butadiena dengan 3-buten-2-on yang membentuk 3-sikloheksenil metil keton sebagai produk.

Contoh diatas merupakan reaksi sikloadisi Diels–Alder karena membentuk dua ikatan karbon–karbon dalam satu langkah untuk membuat molekul siklik. Mekanisme sikloadisi Diels-Alder berbeda dari reaksi lain karena tidak bersifat polar maupun radikal. Sebaliknya, reaksi Diels-Alder adalah proses perisiklik (reaksi yang berlangsung dalam satu langkah melalui redistribusi siklik dari elektron ikatan). Kedua reaktan hanya bergabung bersama melalui keadaan transisi siklik di mana dua ikatan C-C baru terbentuk pada saat yang sama.

Question???
1. Mengapa reagen organolithium lebih reaktif daripada organomagnesium halida?
2. Bagaimana pada reaksi adisi nukleofilik antara reagen organolithium dengan ester menghasilkan produk berupa keton?

REFERNSI
Clayden, J.,  N. Greeves., S. Warren dan P. Wothers. 2001. Organic Chemistry. UK : Oxford University Press.
elisa.ugm.ac.id/legacy/user/archive/.../9690b583645b336782d93f71524f0558
Heathcock, C. H. 1991. Comp. Org. Syn. Oxford : Pergamon.
McMurry, J.E. 2012. Organic Chemistry, Eighth Edition. USA : Cengage Learning.

29 komentar:


  1. 1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  2. terima kasih atas materinya, menurut saya jawaban no 1 yaitu karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA

    BalasHapus
  3. terimakasih nia,
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  4. 1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  5. Organo litium merupakan senyawa dengan logam alkali yang lebih kuat dibandingkan dengan alkali tanah pada magnesium

    BalasHapus
  6. saya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama, Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.

    BalasHapus
  7. Materi yg cukup menarik kurnia
    Saya akan coba jawab pertanyaan diatas
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  8. Menurut saya :
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  9. terimakasih pemaparannya
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  10. hai kurnia,menurut saya
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  11. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  12. Hai kurnia , menurut saya :
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  13. Terimaksih atas materinya
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  14. terima kasih atas materinya
    Saya akan coba jawab pertanyaan diatas
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  15. 1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  16. Hai kurniaa
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R

    BalasHapus
  17. Materi yang menarik Kurnia,
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R

    BalasHapus
  18. Menurut saya karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.

    BalasHapus
  19. Terimakasih atas materinya kurnia
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R

    BalasHapus
  20. Hai kurnia
    Terimakasih atas materinya
    Menurut saya
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R

    BalasHapus
  21. Menurut saya untuk jawaban no. 1 reagen organolithium lebih reaktif dibandingkan organomagnesium halida diakrenakan reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA. Sedangkan untuk jawaban no. 2 pada reaksi adisi nukleofilik antara reagen organolithium dengan ester menghasilkan produk berupa keton dimana dalam hal ini Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  22. Hai kurnia
    Terimakasih atas materinya
    Menurut saya
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R

    BalasHapus
  23. Terimakasih atas penjelasan materinya ... menurut saya untuk no 1
    Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.

    BalasHapus
  24. terimakasih materinya,
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  25. 1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.

    BalasHapus
  26. Terimakasih kurnia,
    Saya akan coba jawab pertanyaan diatas
    1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  27. saya mencoba menjawab yang kedua
    Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  28. 1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
    2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).

    BalasHapus
  29. saya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama, Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.

    BalasHapus

 

my Organic Chemistry diary... Template by Ipietoon Cute Blog Design