Sabtu, 28 April 2018

Stereochemical Considering in Planning Synthesis (Pertimbangan Stereokimia dalam Merancang Sintesis)

Stereochemical Considering in Planning Synthesis
(Pertimbangan Stereokimia dalam Merancang Sintesis)
7.1 Retrosynthetic Strategies
Strategi retrosintetik dibutuhkan karena pemilihan bahan dasar (starting material) untuk reaksi sintesis didasarkan pada reaksi retrosintetik tersebut sekaligus sebagai strategi atau pemandu dalam melakukan reaksi sintesis.
Analisis retrosintetik hanya akan menghasilkan hasil yang bermanfaat jika diarahkan ke beberapa tujuan. Tujuan dasarnya adalah untuk menghasilkan prekursor yang sesuai dengan bahan awal yang tersedia. Kemudian, diarahkan menjadi generasi prekursor yang lebih mudah disintesis daripada target awal; prekursor tersebut cenderung lebih dekat dengan senyawa yang tersedia daripada target awal. Analisis retrosintetik diarahkan untuk penyederhanaan molekuler. Corey telah merumuskan lima jenis strategi utama yang mengarah pada penyederhanaan yang diinginkan yaitu :
1. Functional-group based strategies (strategi berdasarkan gugus fungsi)
2. Topological strategies (strategi berdasarkan topologi)
3. Transform-based strategies (strategi berdasarkan transformasi)
4. Structure-goal strategies (strategi berdasarkan struktur tujuan)
5. Stereochemical strategies (strategi berdasarkan stereokimia)
Stereochemical strategies berfokus pada penghapusan stereocenters (pusat stereokimia) dibawah stereocontrol (kontrol stereokimia). Stereocontrol dapat dicapai melalui kontrol mekanistik atau kontrol substrat. Rekoneksi dilakukan untuk memindahkan stereocenter dari rantai alifatik (sulit untuk diperkenalkan) ke dalam cincin (jauh lebih mudah dikenali).
7.2 Approaches to Planning Practical Organic Syntheses
Permasalahan dalam sintesis pada dasarnya adalah masalah dalam desain dan perencanaan. Mengingat sintesis hanya menghasilkan 1 senyawa organik tertentu, dimana senyawa target telah didefinisikan secara tepat, baik sebagai struktur maupun stereokimia. Maka selalu ada berbagai cara agar tujuan tersebut dapat dicapai yaitu melalui penggunaan bahan awal yang sama atau yang berbeda.
A. Methodology (Metode)
Metodologi umum dalam perencanaan sintesis melibatkan dua langkah, yaitu (1) Mempertimbangkan berbagai cara yang memungkinkan kerangka karbon yang diinginkan dapat dibangun, baik dari molekul yang lebih kecil atau oleh perubahan pada beberapa kerangka yang ada. (2) Mempertimbangkan pembentukan gugus fungsi yang diinginkan pada rangka karbon yang diinginkan juga. Dalam banyak kasus, gugus fungsi yang diinginkan dapat dihasilkan sebagai konsekuensi dari reaksi dimana kerangka yang diinginkan itu sendiri dihasilkan.
Pilihan rute terbaik biasanya dibuat dengan mempertimbangkan :
1. Ketersediaan bahan awal
2. Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis
3. Jumlah langkah pemisahan yang terlibat
4. Hasil dari setiap langkah
5. Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
B. Starting Materials (Bahan dasar)
Bahan awal organik termurah yang tersedia adalah metana, etena, etin, propena, butena, benzena, dan metilbenzena (toluena). Banyak bahan kimia yang dapat disiapkan dengan mudah dan hasil yang tinggi dari salah satu hidrokarbon tersebut. Alasan lainnya karena relatif tidak mahal dan banyak tersedia.
7.3 Some Principles in Control of Stereochemistry
Stereokontrol untuk cincin sikloheksana dalam kimia organik sebagian besar difokuskan pada posisi preferensial aksial/ekuatorial substituen pada cincin. Stereokontrol makrosiklik difokuskan pada pemodelan substitusi dan reaksi dari cincin dalam kimia organik, dimana unsur-unsur stereogenik jarak jauh memberikan pengaruh konformasi yang cukup untuk mengarahkan hasil reaksi.
Dalam reaksi stereokimia, jika terdapat diastereomer maka sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memisahkan diastereomer itu sehingga diastereomer bisa menjadi 0% dan enantiomer produk asli menjadi optimum.
7.4 Problem of substituents and stereoisomers
Situasi menjadi kompleks ketika kemungkinan isomer yang tidak diinginkan akan dihasilkan juga pada langkah-langkah sintesis yang berbeda. Reaksi yang menghasilkan isomer tunggal (reaksi diastereospesifik) dalam hasil yang baik lebih disukai. Beberapa reaksi seperti Diels-Alder menghasilkan beberapa stereopoint (titik dimana stereoisomer dihasilkan) secara bersamaan dalam satu langkah dengan cara yang sangat dapat diprediksi. Namun, senyawa murni pada step terakhir reaksi biasanya masih memiliki 50% enansiomer yang tidak diinginkan, sehingga dapat menyebabkan penurunan drastis dalam efisiensi rute. Sehingga diinginkan untuk memisahkan isomer optik sedini mungkin sepanjang rute sintetis. Caranya dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat dipilih dari 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah.

Question???
1. Dalam melakukan reaksi sintesis yang melibatkan stereokimia, maka perlu dilakukan kontrol (stereokontrol) agar didapatkan hasil sesuai keinginan. Bagaimana caranya?
2. Bagaimana cara untuk meingkatkan hasil dari reaksi stereokimia agar didapat hasil optimum?

REFERENSI
Robert. J.D. dan M.C. Caserio. 1977. Basic Principles of Organic Chemistry, Second Edition. Menlo Park, CA : W.A. Benjamin, Inc.
Wyatt, P dan S. Warren. 2007. Organic Synthesis: Strategy and Control. England : John Wiley & Sons Ltd,. 

43 komentar:

  1. Hai kurnia , menurut saya :
    pertanyaan :
    1. Dalam melakukan reaksi sintesis yang melibatkan stereokimia, maka perlu dilakukan kontrol (stereokontrol) agar didapatkan hasil sesuai keinginan. Bagaimana caranya?
    2. Bagaimana cara untuk meingkatkan hasil dari reaksi stereokimia agar didapat hasil optimum?

    jawaban :
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  2. terimakasih kurnia,
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    BalasHapus
  3. terimakasih atas materinya.
    menurut saya :

    1. Dalam melakukan reaksi sintesis yang melibatkan stereokimia, maka perlu dilakukan kontrol (stereokontrol) agar didapatkan hasil sesuai keinginan. Bagaimana caranya?
    2. Bagaimana cara untuk meingkatkan hasil dari reaksi stereokimia agar didapat hasil optimum?

    jawaban :
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  4. terimakasih pemaparannya
    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  5. Menurut saya agar didapat hasil optimum dengan melalui :
    (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau
    (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  6. Terimakasihh atas materinya kak, menurut saya:
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  7. terimakasih atas materinya.
    menurut saya :

    1. Dalam melakukan reaksi sintesis yang melibatkan stereokimia, maka perlu dilakukan kontrol (stereokontrol) agar didapatkan hasil sesuai keinginan. Bagaimana caranya?
    2. Bagaimana cara untuk meingkatkan hasil dari reaksi stereokimia agar didapat hasil optimum?

    jawaban :
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  8. Hai kak kur. Terimakasih atas materinya kak
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  9. Terimakasih kk atas materi yg disampaikan.
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  10. 1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  11. Hayy kurniaaa...
    Banyak cake d blogmuu aku lapar..

    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  12. Hayy kak kurrniaaa
    Matery yg sangat menarik wkwkkw
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.
    Kira2 sprti itu kak

    BalasHapus
  13. hai cu, menurut saya
    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  14. jawaban :
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  15. Terima kasih kk atas informasinya.
    Hmmmm saya akan mencoba untuk menjawab
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  16. terima kasiha atas materinya, menurut saya cara untuk meingkatkan hasil dari reaksi stereokimia agar didapat hasil optimum yaitu Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  17. terima kasih materinya,
    menurut saya cara untuk meingkatkan hasil dari reaksi stereokimia agar didapat hasil optimum yaitu Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  18. terima kasih materinya kak nastira,
    menurut saya cara untuk meingkatkan hasil dari reaksi stereokimia agar didapat hasil optimum yaitu Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  19. Terimakasih kk atas materi yg disampaikan.
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus

  20. 1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  21. untuk kedua jawaban diastereomer dari reagen yang digunakan harus dipilah dulu sebelum direaksikan maka akan didapatkan hasil optimum untuk produk sintesisnya

    BalasHapus
  22. Materi yang menarik Kurnia,
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  23. Halo Kurnia, jawabannya adalah:
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.
    Selamat bermalam minggu

    BalasHapus
  24. 1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  25. erimakasih kurnia,
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    BalasHapus
  26. 1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    BalasHapus
  27. hi dde ssi
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik.

    BalasHapus
  28. Hai curr
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik.

    BalasHapus
  29. Terimakasih atas materinya kkurn.
    Daku kan coba menjawab.
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    BalasHapus
  30. Menurut saya jawaban no. 1 kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    BalasHapus
  31. Menurut yonanda jawabannya:
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  32. makasih kak atas informasinya, menurut saya
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  33. 1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    BalasHapus
  34. Terimakasih kak materinya
    Jawabannya
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  35. LJawaban:
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  36. Hal yang perlu diperhatikan yaitu Rancangan , Telah diketahui senyawanya, dan Dapat diprediksi produk yang akan terjadi.
    2. tahapannya yaitu, 1. Menentukan kedudukan kaarbon yang terkandung dalam bahan awal yang terdapat pada target. 2. Diskoneksi ikatan yang memberikan penyederhanaan secara maksimum. 3. Menggunakan konsep donor –akseptor untukn mengubah hasil-hasil diskoneksi menjadi bagian-bagian nukleofilik dan elektrofilik. 4. Menentukan kedudukan pasangan ion intermediate yang paling cocok untuk menyepurnakan sintesis ikatan karbon-karbon yang diinginkan

    BalasHapus
  37. terimkasih nia
    menurut saya
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  38. 1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  39. menurut saya
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    BalasHapus
  40. terimakasih ats penjelasan materinya kurnia
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  41. hai kak kurnia
    jawaban pertanyaan kakak :
    1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  42. 1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus
  43. 1. Kontrol stereokimia dalam reaksi sintesis, dilakukan melalui stereoselektifitas yang biasanya dapat diprediksi pada analisis konformasional dasar dari reaktan dan mempertimbangkan faktor sterik dan stereoelektronik yang bisa mempengaruhi reagen. Dalam sintesis stereoselektif suatu material kiral dalam bentuk rasemat, dibutuhkan untuk melakukan kontrol dari konfigurasi relatif semua pusat stereogenik. Ketika suatu reaksi tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan sehingga akan mengganggu hasil.

    2. Melalui : (1) pemisahan diastereomer terlebih dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi 96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru dari diastereomer produk asli, atau (2) dengan Chiron Approach, dimana bahan awal yang tepat diseleksi dengan 'kolam kiral' yang tersedia dengan mudah untuk memisahkan isomer optiknya.

    BalasHapus

 

my Organic Chemistry diary... Template by Ipietoon Cute Blog Design