(Reaksi Substitusi Elektrofil)
Reaksi brominasi adalah reaksi substitusi
H (pada benzena) dengan elektrofil berupa gugus Br.
Pada reaksi
di atas, dibutuhkan FeBr3 sebagai katalis dimana mengubah molekul Br2
menjadi elektrofil dengan polarisasi FeBr4- +Br.
+Br menjadi elektrofil yang bereaksi dengan cincin benzena
menghasilkan intermediet karbokation non-aromatik dengan 3 bentuk resonansi.
Reaksi Substitusi Kedua
Dalam serangan
elektrofil (E+) pada benzena tersubstitusi (setelah melewati
substitusi pertama : C6H5Y), gugus yang telah ada pada
cincin (–Y) akan menentukan laju reaksi
(reaktivitas) dan tapak reaksi (orientasi).
Reaktivitas substituen
pertama yang terikat pada benzena berupa peningkat atau penurun reaktivitas
cincin terhadap E+. Gugus pengaktif
(aktivator) dapat meningkatkan laju reaksi sedangkan gugus pendeaktif
(deaktivator) justru menurunkan laju reaksi.
1. Substituen donating (pendorong
(+I) atau penyumbang elektron (+R)) mampu menaikkan rapatan elektron benzena
sehingga cincin benzena lebih terbuka terhadap elektrofil (E+). Resonansi
memiliki karbanion (C-) sehingga reaktif terhadap E+
(sebagai aktivator).
2. Substituen withdrawing (penarik (-I) atau pengambil elektron (-R)) mampu
menurunkan rapatan elektron benzena sehingga cincin benzena lebih tertutup
terhadap elektrofil (E+). Resonansi memiliki karbokation (C+)
sehingga kurang reaktif terhadap E+ (sebagai deaktivator).
3. Substituen H menjadi
batas antara aktivator dan deaktivator.
Orientasi substituen yang terikat pada benzena (-Y) berperan dalam pengarahan
posisi. Dimana :
1. Substituen pertama pengaktif
cincin (aktivator, seperti : NH2, OH,
CH3, OCH3) merupakan pengarah orto- dan para-
untuk substituen kedua.
Gugus halogen (-F, -Cl, -Br, -I) merupakan pengecualian
dimana deaktivator dapat sebagai pengarah o- dan p- karena efek
resonansinya yang mampu mendonorkan elektron ke dalam cincin benzena (karena
memiliki PEB).
Gugus alkil (-CH3) walaupun tidak memiliki
PEB, tetapi dapat sebagai aktivator dikarenakan efek induksinya mendorong
elektron ke dalam cincin benzena.
Mekanismenya :
Pada mekanisme diatas, tampak bahwa elektrofil (NO2)
yang masuk pada posisi orto dan para lebih stabil karena
gugus OH dapat membantu mengemban muatan positif (dengan memberikan elektron
dan membentuk ikatan rangkap) sehingga tidak terbentuk karbokation dalam cincin
benzena. Produk orto dan para ini berenergi lebih rendah sehingga
prduk lebih stabil. Selain itu, karbokation (C+) pada resonansi juga
bisa terletak pada posisi tersier (3⁰)
yang dekat dengan muatan - (gugus pelepas elektron -OH) mampu meningkatkan
stabilitas.
2. Substituen pertama pendeaktif
cincin (deaktivator, seperti : COOH, NO2)
merupakan pengarah m- (meta) untuk substituen kedua.
Mekanismenya :
Pada mekanisme diatas, tampak bahwa elektrofil (-NO2)
yang masuk pada posisi meta lebih stabil karena karbokation (C+)
berada lebih jauh dari substituen pertama yang bermuatan positif (-COOH) juga.
Karbokation (C+) pada resonansi yang terletak pada posisi tersier (3⁰) dekat dengan substituen pertama bermuatan + (gugus
penarik elektron -COOH) dapat meningkatkan energi dan mengurangi kestabilan.
Namun, substituen pertama tidak dapat membantu mengamban muatan positif karena
tidak ada PEB sehingga tidak ada elektron yang bisa disumbangkan ke cincin
benzena.
Reaksi Substitusi Ketiga
Bila kedua substituen
yang terikat pada benzena mengarahkan pada satu posisi untuk gugus ketiga, maka posisi itu akan menjadi posisi utama bagi gugus
ketiga.
CH3 mengarahkan pada posisi orto dan NO2 mengarahkan pada
posisi meta yang keduanya menunjukkan
pada posisi yang sama (pada panah).
Namun, bila kedua substituen yang terikat pada
benzena mengarahkan gugus ketiga ke posisi yang berbeda, maka gugus pengaktif yang kuat menjadi penentunya.
OH merupakan gugus pengaktif yang
lebih kuat daripada Cl sehingga posisi orto
lebih diutamakan terhadap OH.
Dan jika kedua gugus yang terikat pada
benzena berposisi meta satu sama lain (kedua substituen sebelumnya),
maka gugus ketiga tidak akan masuk pada posisi yang diapit oleh kedua
gugus itu, sekalipun posisi ini teraktifkan. Hal ini karena adanya
halangan sterik.
Walaupun Cl dan OCH3
merupakan pengarah orto, tetapi substituen ketiga tidak dapat masuk pada
posisi orto diantara keduanya, melainkan posisi orto pada sisi yang
berjauhan.
Persamaan Hammett
Pengarahan posisi orto, meta dan para berperan
dalam persamaan Hammett dimana Persamaan Hammett hanya berlaku pada posisi meta atau para. Bagaimana dengan orto? persamaan Hammett tidak berlaku
untuk substituen kedua pada posisi orto
karena adanya efek sterik yang besar (yang menghalangi posisi tersebut) serta
laju reaksinya yang sangat cepat.
Mengapa pada posisi meta
dapat berlaku? Gugus deaktivator (pengarah meta)
memiliki struktur yang meruahnya sehingga elektrofil tidak dapat masuk pada
posisi orto melainkan pada posisi
setelahnya yaitu meta. Dengan begitu
laju reaksinya dapat dihitung dengan persamaan Hammett. Sedangkan para memiliki posisi terjauh dari
substituen pertama sehingga laju reaksi substitusinya dapat diukur.
Question???
Bagaimana gugus aktivator (memiliki PEB) mampu
mengarahkan substituen kedua pada posisi orto
dan para?
Carey,
F.A. 2000. Organic Chemistry, Fourth
Edition. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc.
Fessenden, R.J
dan J.S. Fessenden. 1982. Organic Chemistry Third Edition. Jakarta :
Erlangga.
McMurry, J.E. 2012. Organic Chemistry, Eighth
Edition. USA : Cengage
Learning.
:)
terimakasih atas pemaparan materi yang sangat bermanfaat , menurut saya Gugus halogen (-F, -Cl, -Br, -I) merupakan pengecualian dimana deaktivator dapat sebagai pengarah o- dan p- karena efek resonansinya yang mampu mendonorkan elektron ke dalam cincin benzena (karena memiliki PEB).
BalasHapusGugus alkil (-CH3) walaupun tidak memiliki PEB, tetapi dapat sebagai aktivator dikarenakan efek induksinya mendorong elektron ke dalam cincin benzena.
Materi yang sangat menarik, menurut saya Pasangan elektron bebas ini dapat menstabilkan muatan positif di sebelahnya sehingga menyebabkan pada posisi orto-para lebih stabul dibandingkan meta
BalasHapusHai kurnia. Menurut saya sesuai penjelasan anda , PEB pada substituen akan embantu mengemban muatan positif (dengan memberikan elektron dan membentuk ikatan rangkap) sehingga tidak terbentuk karbokation dalam cincin benzena. Produk orto dan para ini berenergi lebih rendah sehingga prduk lebih stabil dibandingkan meta.
BalasHapusTerimakasih
Materi yang menarik kurnia, menurut saya gugus aktivator (memiliki PEB) dapat mengemban muatan positif (dengan memberikan elektron dan membentuk ikatan rangkap) sehingga tidak terbentuk karbokation dalam cincin benzena, sehingga produk orto dan para lebih stabil dibandingkan meta
BalasHapusTerima kasih atas materinya
BalasHapusMenurut saya karena gugus aktivasi dapat memberikan elektron sehingga tidak terbentu karbokation dan produk yg dihasilkan stabik pada posisi orto dan para
Terimakasih atas materi yang anda sajikan. Menurut saya, subtituen yang memiliki PEB akan mengemban muafan positif yaitu memberikan elektron dan membentuk ikatan rangkap, sehingga karbokation tidak akan terbentuk dalam cincin benzena maka dari itu produk orto-para lebih stabil dibandingkan meta
BalasHapusTerimakasih atas materi yang disampaikan, sangat bermanfaat
BalasHapusDisini saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan
PEB pada substituen akan membantu mengemban muatan positif (dengan memberikan elektron dan membentuk ikatan rangkap) sehingga tidak terbentuk karbokation dalam cincin benzena. Produk orto dan para ini berenergi lebih rendah sehingga produk lebih stabil dibandingkan meta.
Terimakasih :)
terimakasih disini pasangan elektron bebas akan menyebabkan sifatnya menjadi bermuatan positif yang akan tidak terbentuk karbokation dalam cincin benzena. Produk orto dan para ini berenergi lebih rendah sehingga prduk lebih stabil dibandingkan meta.
BalasHapusterima kasih atas materinya, menurut saya PEB dapat mengemban muatan positif (dengan memberikan elektron dan membentuk ikatan rangkap) sehingga tidak terbentuk karbokation dalam cincin benzena, sehingga produk orto dan para lebih stabil dibandingkan meta
BalasHapusPeb pd gugus subt dapat membentuk rangkp dg cincin, sehingga terdapt elektron yg terlepas. Elektron ini berdelokalisasi hanya pada posisi orto dan para
BalasHapusMenurut saya, PEB ini pada substituen akan membantu dengan muatan positif yang akan memberikan elektron dan membentuk ikatan rangkap. Sehingga tidak terbentuk karbokation dalam cincin benzena. Dimana produk orto dan para ini energinya lebih rendah sehingga produknya lebih stabil dibandingkan meta.
BalasHapusSaya akab nencoba menjawab pertanyaan
BalasHapusMenurut saya gugus PEB secara mekanisme pada gugus aromarik yang mana akan terjadi resonansi untuk penyeimbangan + pada aromatik dn menjadi penyumbang elektron