PEMBENTUKAN IKATAN C-C
Etana, C2H6 merupakan
molekul paling sederhana yang mengandung ikatan karbon–karbon (C-C).
Molekul
etana digambarkan memiliki 2 atom karbon yang berikatan satu sama lain dengan
adanya overlap orbital s dari orbital hibridisasi sp3. Sedangkan
ketiga orbital hibridisasi sp3 lainnya pada setiap karbon beroverlap
dengan orbital 1s dari hidrogen membentuk 6 ikatan C-H. Energi ikatan C-H pada
etana lebih lemah dari metana yaitu -421 kJ/mol. Panjang ikatan C-C yaitu 154
pm dan energi ikatan 377 kJ/mol (90 kcal/mol). Sudut ikatan 111,2° dan
membentuk tetrahedral.
Ikatan rangkap karbon-karbon (C=C) terdiri atas
satu ikatan sigma yang kuat dan satu Ikatan phi yang lemah. Jenis reaksi dimana
ikatan phi yang lemah akan putus dan digantikan dengan ikatan sigma baru yang
lebih kuat disebut dengan Reaksi Adisi. Berikut
beberapa jenis reaksi adisi pembentukan ikatan tunggal C-C :
1. Adisi Elektrofilik Halogen (X+)
Ikatan karbon-karbon (C=C) yang kaya elektron
bereaksi dengan elektrofil (penyuka elektron) akan menghasilkan produk adisi.
Reaksi ini berlangsung melalui mekanisme polar dan melibatkan spesies-antara
(intermediet) karbokation. Adisi dibantu oleh pelarut yang mendukung
karbokation dan berlangsung tanpa sinar dan peroksida.
X-Y
merupakan halida, sulfenil klorida, asam protik, garam raksa dan sebagainya
yang mengandung halogen. Adisi pereaksi X-Y pada alkena siklik dan asiklik
biasanya terjadi secara stereokimia-trans. Namun dapat juga terjadi
secara stereokimia-cis.
2.
Adisi Nukleofilik Halogen (X-)
Adisi Hidrogen Halida (HX) seperti HCl, HBr dan HI
terjadi secara langsung pada alkena mengikuti hukum Markownikoff
(untuk alkena tak-simetri). Hukum ini menyatakan bahwa : “di dalam adisi polar,
bagian negatif (nukleofilik) akan mengadisi pada atom karbon yang mengandung
atom hidrogen yang paling sedikit”.
Dimulai dengan adisi proton pada alkena
menghasilkan karbokation 8 dan 9. Karbokation sekunder 8
lebih stabil daripada karbokation primer 9 sehingga nukleofil (X-)
menyerang karbokation sekunder menghasilkan produk akhir. Reaktivitas asam
hidrogen halida meningkat dari HF < HCl < HBr < HI.
Halogen campuran seperti ICl, BrCl, dan BrF
mengadisi ke alkena menurut hukum tersebut dengan asumsi bahwa komponen halogen
bermuatan positif adalah yang bernomor atom lebih tinggi mengadisi pada
ujung dipole.
3.
Hidrasi Alkena
Air dapat mengadisi alkena dibawah pengaruh
katalis asam. Proses ini adalah reversibel karena
dehidrasi juga dikatalis oleh asam. Sehingga mekanisme untuk kedua arah reaksi
adalah identik.
4.
Adisi Nukleofilik Ke Dalam Ikatan C=C
Ikatan rangkap karbon-karbon (C=C) mengandung
elektron phi yang kaya elektron sehingga mudah diserang oleh elektrofil
(penyuka elektron). Akan tetapi, serangan oleh nukleofil bersifat sulit dan
memerlukan aktivasi khusus. Salah satu cara untuk menurunkan kerapatan elektron
pada gugus tersebut adalah melalui substitusi gugus penarik elektron seperti NO2,
CN dan COOR pada salah satu karbonnya.
Adisi nukleofil (Nu:-) ke ikatan
rangkap terjadi melalui urutan reaksi : nukleofil menyerang ke ikatan rangkap
dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya
terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap
akhir.
Elektrofil (E+) – Nukleofil (Nu:-)
1.
Substitusi Elektrofil
Secara
khas, reagen yang bereaksi dengan cincin aromatik benzena dan turunannya adalah
elektrofil. Elektrofil adalah molekul yang miskin elektron sehingga sangat
menyukai elektron. Reaksi
substitusi elektrofil hanya terjadi pada Aren (ArH). Ar mewakili gugus aril
(aromatik). Gugus elektrofilik dari reagen akan menggantikan salah satu atom hidrogen
dari cincin aril :
2.
Substitusi Nukleofil (SN)
Pada alkil halida (R-X) yang merupakan molekul
polar dengan atom karbon yang miskin elektron (elektrofil), dapat terjadi
reaksi dengan nukleofil yang kaya elektron (seperti basa (ion OH-))
melalui reaksi substitusi halida oleh nukleofil (SN) ataupun eliminasi (E)
menghasilkan alkena. Nukleofil adalah molekul yang kaya elektron sehingga dapat
mendonorkan PEB kepada elektrofil.
Substitusi nukleofil (SN) terbagi menjadi SN1 dan SN2.
Substitusi nukleofil (SN) terbagi menjadi SN1 dan SN2.
Reaksi SN1 adalah reaksi
substitusi nukleofilik unimolekul, yang terjadi melalui pembentukan tahapan
intermediet berupa karbokation. Terjadi pada karbon tersier (3o)
yang memiliki halangan sterik. Contohnya pada reaksi
2-bromo-2-methylpropane dengan H2O yang melewati 3 tahapan :
Substitusi Nukleofilik 1 (SN1)
Tahap 1 :
Disosiasi spontan alkil bromida terjadi secara lambat
untuk menghasilkan intermediet karbokation dan ion bromida.
Tahap 2 :
Intermediet karbokation bereaksi dengan H2O (nukleofil)
secara cepat
untuk menghasilkan alkohol terprotonasi sebagai produk.
Tahap 3 :
Alkohol terprotonasi (pada intermediet) kehilangan protonnya
sehingga memberikan produk akhir alkohol netral.
Substitusi Nukleofilik 2 (SN2)
Reaksi SN2 adalah
reaksi substitusi nukleofilik bimolekul serentak yang melibatkan
karbon elektrofilik, leaving groups (gugus tinggal) dan nukleofil (gugus
bermuatan negatif). Elektron dari nukleofil akan berinteraksi dengan atom
karbon (C), dan pada saat yang bersamaan leaving groups
akan mengambil elektron ikatan antara karbon dan leaving groups
tersebut sehingga ikatannya terlepas dan akhirnya karbon berikatan dengan
nukleofil tersebut. Contohnya pada reaksi berikut :
PhCH2
adalah karbon elektrofilik. -OSO2CF3 merupakan leaving groups.
Dan -CN- bertindak sebagai nukleofil.
Reaksi SN2 hanya terjadi pada karbon
hibridisasi sp3 (berikatan tunggal). Reaktivitas relatif karbon pada
reaksi SN2 adalah CH3 >
1o > 2o karena adanya pengaruh ruang (sterik).
Question ???
1. Mengapa pengaruh gugus elektrofil pada alkena (alifatik) dan
benzena berbeda? dimana pada alkena terjadi adisi sedangkan benzena terjadi
substitusi atom H oleh elektrofil?
2. Bagaimana tahap adisi nukleofil (Nu:-) pada
ikatan rangkap membentuk ikatan tunggal?
:)))
Carey,
F.A. 2000. Organic
Chemistry, Fourth Edition. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc.
Firdaus.
2013. Modul
Pembelajaran Matakuliah Kimia Organik Fisik II. Makassar : Universitas
Hasanuddin Press.
McMurry, J.E. 2012. Organic Chemistry, Eighth Edition. USA
: Cengage Learning.
Terimakasih atas pemaparan materi yang sangat bermanfaat , menurut saya pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantai terbukanya, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasinya) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H.
BalasHapusTerimakasih atas materinya kurnia
BalasHapus1. Mengapa pengaruh gugus elektrofil pada alkena (alifatik) dan benzena berbeda? dimana pada alkena terjadi adisi sedangkan benzena terjadi substitusi atom H oleh elektrofil?
Karena : pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantai terbukanya, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasinya) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H.
2. Bagaimana tahap adisi nukleofil (Nu:-) pada ikatan rangkap membentuk ikatan tunggal?
Nukleofil menyerang ke ikatan rangkap dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap akhir
materi yang sangat menarik, saya akan menjawab pertanyaan nomor 2 dimana pada ikatan rangkap membentuk ikatan tunggal?
BalasHapusNukleofil menyerang ke ikatan rangkap dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap akhir
Terimakasih kurnia
BalasHapusSaya mencoba menjawab pertanyaan anda nomor 2,yaitu Bagaimana tahap adisi nukleofil (Nu:-) pada ikatan rangkap membentuk ikatan tunggal?
Nukleofil menyerang ke ikatan rangkap dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap akhir
Materi yang menarik Kurnia, pada senyawa alifatik terjadi adisi sedangkan pada senyawa aromatik terjadi substitusi, hal ini dikarenakan pada senyawa aromatik rantainya tertutup yang mana pada bagian cincin terjadi delokalisasi elektron karena adanya ikatan rangkap terkonjugasi, sehingga pada senyawa aromatik lebih banyak terjadi reaksi substusi, karena pemutusan ikatan rangkap pada benzena sulit utk terjadi. Untuk pertanyaan kedua, nukleofil menyerang ke ikatan rangkap dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap akhir.
BalasHapusMenurut saya, hal ini dikarenakan karena para alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantai terbukanya, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasinya) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H.
BalasHapusterimakasih atas materinya disini untuk pertanyaan kedua nukleofil menyerang ke ikatan rangkap dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap akhir.
BalasHapusterimakasih kurnia, untuk pertanyaan anda nomor 2,yaitu Bagaimana tahap adisi nukleofil (Nu:-) pada ikatan rangkap membentuk ikatan tunggal menurut saya Nukleofil menyerang ke ikatan rangkap dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap akhir
BalasHapusterima kasih kurnia. untuk pertanyaan no 1 menurut saya pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantai terbukanya, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasinya) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H.
BalasHapusterima kasih atas materinya, saya menjawab pertanyaan pertama Mengapa pengaruh gugus elektrofil pada alkena (alifatik) dan benzena berbeda? dimana pada alkena terjadi adisi sedangkan benzena terjadi substitusi atom H oleh elektrofil dikarenakan pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantai terbukanya, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasinya) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H.
BalasHapusHai Kurnia, saya akan menjawab pertanyaan anda yang pertama, menurut saya paa suatu alkena (alifatik) akan terjadi pemutusan ikatan rangkap lebih mudah karena strukturnya yang terbuka (alifatik) sedangkan pada suatu benzena (siklik) memiliki rantai cincin yang tertutup terlebih adanya ikatang rangkap terkonjugasi yang membantu resonansi sehingga lebih stabil dan sulit diadisi sehingga hanya mengalami substitusi saja
BalasHapusterimakasih
ana pada alkena terjadi adisi sedangkan benzena terjadi substitusi atom H oleh elektrofil?
BalasHapusKarena : pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantai terbukanya, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasinya) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H
Terimakasih atas materi yang disampaikan
BalasHapusSaya akan menjawab pertannyaan yang ada
1. Karena pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantai terbukanya, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasinya) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H.
2. Nukleofil menyerang ke ikatan rangkap dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap akhir
Semoga bermanfaat
Terimakasih
Menurut saya untuk jawaban no. 2 tahap adisi nukleofil (Nu:-) pada ikatan rangkap membentuk ikatan tunggal yaitu qNukleofil menyerang ke ikatan rangkap dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap akhir
BalasHapusterima kasih atas materinya
BalasHapussaya akan mencoba menjawab permasalahan no 1
menurut saya hal ini dikarnakan senyawa alkena lebih mudah untuk dimasuki dan berangsung reaksi adisi yang mana untuk benzen yang mana berupa senyawa aromatik cenderung sulit yang mana karna adanya resonansi dalam senyawa benzen sehingga reaksi hanya berangsung subtitusi pada atom H dan bukan adisi
Menurut saya jawaban no 1 hal ini dikarenakan karena para alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantai terbukanya, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasinya) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H
BalasHapus1. Mengapa pengaruh gugus elektrofil pada alkena (alifatik) dan benzena berbeda? dimana pada alkena terjadi adisi sedangkan benzena terjadi substitusi atom H oleh elektrofil?
BalasHapusHal ini dikarenakan pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantai terbukanya, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasinya) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H.
2. Bagaimana tahap adisi nukleofil (Nu:-) pada ikatan rangkap membentuk ikatan tunggal?
Nukleofil menyerang ke ikatan rangkap dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap akhir
Terimakasih atas materinnya, menurut saya pertanyaan kedua nukleofil menyerang ke ikatan rangkap dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap akhir.
BalasHapusbaiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari kurnia,
BalasHapusuntuk jawaban nomor 1 pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantai terbukanya, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasinya) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H.
untuk nomor 2 Nukleofil menyerang ke ikatan rangkap dalam tahap yang lambat menghasilkan karbanion (C-) yang selanjutnya terprotonasi atau bergabung dengan spesies positif (H+) pada tahap akhir
terimakasih atas materinya..
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama anda.
menurut saya pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantai terbukanya, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasinya) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H.