Process
Chemistry and Combinatorial Chemistry
(Kimia Proses dan Kimia Kombinatorial)
A. Process Chemistry (Kimia Proses)
Process chemistry (kimia proses) berbeda dengan chemical process (proses kimia). Dimana process chemistry merupakan suatu bidang ilmu, sedangkan chemical
process merupakan suatu metode dalam pengubahan senyawa kimia.
Kimia proses adalah cabang
kimia farmasi yang berkaitan dengan pengembangan dan optimalisasi skema dan
prosedur sintetis dalam memproduksi senyawa untuk fase pengembangan obat. Kimia
proses berbeda dari kimia medis; dimana kimia
farmasi bertugas merancang dan menyintesis molekul pada skala kecil pada
fase penemuan awal obat.
Kimia medis sebagian besar
berkaitan dengan sintesis sejumlah besar senyawa dalam waktu secepat mungkin
dari building block kimia yang mudah
ditemukan. Sebaliknya, kimia proses
bertugas mengidentifikasi proses kimia yang aman, biaya dan tenaga yang
efisien, green chemistry (ramah
lingkungan) dan reproduksibel. Dalam mencari rute sintetik terpendek dan paling
efisien, para ahli kimia proses harus merancang solusi sintetis yang kreatif dimana
mampu mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi
yang mahal.
Kimia proses sering digambarkan sebagai suatu reaksi
peningkatan; dimulai dari jumlah kecil yang dibuat di laboratorium penelitian
berlanjut ke jumlah yang lebih besar yang diperlukan untuk pengujian lanjutan
dan kemudian bahkan sampai jumlah yang lebih besar lagi yang diperlukan untuk
produksi komersial.
Kimia proses membutuhkan perpaduan antara pengetahuan
teoritis dan praktis. Tujuan dari seorang ahli kimia proses adalah untuk
mengembangkan rute sintetis yang aman, hemat biaya, ramah lingkungan dan
efisien (dalam waktu dan atom). Selain menciptakan produk yang diinginkan, ahli
kimia proses harus selalu menjaga biaya dan keselamatan kerja. Contohnya dengan
menghindari mutagen dan karsinogen. Tujuan kimia proses tersebut berhubungan
dengan kimia berkelanjutan (green chemistry).
B.
Combinatorial Chemistry (Kimia Kombinatorial)
Secara
tradisional, senyawa organik disintesis dalam jumlah satu per satu. Metode ini
berfungsi dengan baik untuk menyiapkan sejumlah besar zat, namun tidak baik
untuk menyiapkan sejumlah kecil zat. Sehingga, untuk mempercepat proses
penemuan obat, kimia kombinatorial telah dikembangkan untuk mempersiapkan perpustakaan kombinatorial; dimana
beberapa lusin hingga ratusan ribu zat dapat disiapkan secara bersamaan. Contoh
keberhasilan awal kimia kombinatorial yaitu dalam pengembangan perpustakaan benzodiazepine, kelas senyawa aromatik
yang banyak digunakan sebagai agen anti-ansietas.
Kimia kombinatorial merupakan metode sintetis kimia
yang memungkinkan untuk menyiapkan sejumlah besar (puluhan hingga ribuan atau
bahkan jutaan) senyawa dalam satu kali proses. Kimia kombinatorial dapat digunakan
dalam sintesis molekul kecil dan peptida. Strategi yang memungkinkan untuk identifikasi
komponen bermanfaat dari perpustakaan kombinatorial juga merupakan bagian dari
kimia kombinatorial.
Dua
pendekatan utama dalam kimia kombinatorial yaitu penggunaan (1) sintesis paralel
dan (2) sintesis perpecahan.
1. Dalam sintesis paralel, setiap senyawa
disiapkan secara independen (terpisah). Umumnya reaktan pertama berhubungan
dengan polimer yang kemudian ditempatkan ke dalam sumur kecil pada pelat kaca
96. Robot instrumen dapat diprogram untuk menambahkan urutan building block yang berbeda ke sumur
yang berbeda, sehingga menghasilkan 96 produk yang berbeda pula. Ketika
rangkaian reaksi selesai, polimer dicuci dan produk dilepaskan (dihasilkan).
2. Dalam sintesis perpecahan, reaktan awal
berhubungan dengan polimer yang terbagi menjadi beberapa kelompok. Sebuah building block ditambahkan ke
masing-masing kelompok polimer. Kelompok-kelompok yang berbeda digabungkan,
kemudian campuran disusun kembali dan dibagi lagi untuk membentuk
kelompok-kelompok baru. Building block
lain ditambahkan ke masing-masing kelompok, kelompok-kelompok tersebut
digabungkan kembali dan dibagi lagi, dan proses terus berlanjut. Misalnya
polimer dibagi menjadi empat kelompok pada setiap langkah, jumlah senyawa
meningkat dalam perkembangan 4 x 16 x 64 x 256. Setelah 10 langkah, lebih dari
1 juta senyawa telah disiapkan.
Berikut contoh polimer dasar :
Dengan begitu banyaknya produk akhir yang
bercampur, masalahnya adalah bagaimana cara mengidentifikasi mereka. Beberapa
pendekatan telah dikembangkan, yang semuanya melibatkan lampiran label
pengkodean ke masing-masing bead polimer
(polimer induk) untuk melacak tahapan kimia yang telah dialami masing-masing
senyawa. Label pengkodean yang telah digunakan hingga sejauh ini telah
memasukkan label protein, asam nukleat dan senyawa aromatik terhalogenasi.
Question???
1.
Bagaimanakah contoh penerapan kimia proses dalam sintesis senyawa?
2. Terdapat 2 pendekatan utama dalam kimia
kombinatorial yaitu penggunaan sintesis paralel dan sintesis perpecahan.
Pendekatan manakah yang lebih baik digunakan dalam sintesis obat?
REFERENSI
McMurry, J.E. 2012. Organic Chemistry, Eighth
Edition. USA : Cengage
Learning.
Pandeya, S.N dan D. Thakkar. 2005. “Combinatorial
Chemistry : A Novel Method in Drug
Discovery and Its Apllication”. Indian
Journal of Chemistry. Vol 44B : 335-348.
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Hai Kurnia , menurut saya :
BalasHapus2. Pendekatan manakah yang lebih baik digunakan dalam sintesis obat?
jawab : Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Materi yang menarik Kurnia,
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Hayy curr
BalasHapusAku pengen coba jawab yg nmr 1
Mnrutku
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
Hayyy nia 🍄🍄🍄
BalasHapusJamur sedang tumbuh di blogmu sebaiknya di panen saja karena jamur ini tidak beracun. Ehhh aku jawab pertanyaan dulu y
Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya)
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapus2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terimakasih kurnia
BalasHapusMenurut saya
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
BalasHapusJawaban :
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
terima kasih atas materinya, menurut saya contoh penerapan kimia proses dalam sintesis senyawa dapat dilihat dari sisi hemat biaya, dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapusterima kasih atas materinya.
BalasHapussaya akan menjawab:
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapus2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapusMenurut saya untuk jawaban no. 2 pendekatan yang baik dalam digunakan dalam sintesis obat yaitu Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
BalasHapusterimakasih materinyaa..
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
Terimakasihh materinya kakk, menurut saya :
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terimakasih materinya kak
BalasHapusJawabannya:
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
makasih kak materi nya menarik, menurut saya:
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Hai curr
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
terimakasih kurnia,
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
terimakasih kurnia,
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terimakasih kakak, ditinjau dari materi kak,
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Halo kurniaa, seperti biasa materinya dijelaskan dengan sangat baik sehingga mudah dipahami. Nah, adapun jawaban dari pertanyaan diatas adalah:
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Semoga bisa membantu yaa. Terimakasih..
terimakasih kak kurnia,
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terimakasih materinya kak
BalasHapusJawabannya:
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terima kasih Kak Kurnia atas materi yang disampaikan.
BalasHapusJawaban :
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapus2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
hai kurnia, menurut saya
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapus2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapus2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
terimakasih untuk pejealsan materinya kurnia
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Menurut saya 1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapus2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam si
Terima kasih Kak Kurnia atas materi yang disampaikan.
BalasHapusHmmm baiklah saya akan mencoba menjawabnya.
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terimakasih kurnia,
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
terimakasih pemaparannya
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
Terimakasih kurnia,
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapus2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Goodjob
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terimakasih kurnia,
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapus2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
BalasHapusTerimakasih atas materinya, menurut saya
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Yeay
BalasHapusJawaban :
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Hai kurnianastiraningsih
BalasHapusJawaban :
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terima kasih Kak Kurnia atas materi yang disampaikan.
BalasHapusJawaban :
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terimakasih atas materinya, menurut saya
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Hai kak kur
BalasHapusTerimakasih atas materinya, menurut saya
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terimakasih materinya kak
BalasHapusJawabannya:
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terimakasih ka atas pemaparannya,
BalasHapusJawabannya:
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terimakasih kak atas informasinya
BalasHapusMenurut saya:
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Makasih kak nastira
BalasHapus1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terima kasih Kak Kurnia atas materi yang disampaikan.
BalasHapusJawaban :
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapus2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
BalasHapus2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.
Terimakasih materinya kak
BalasHapusJawabannya:
1. Dari sisi hemat biaya; dalam sintesis dapat dikreatifitaskan untuk mengeliminasi tahap manipulasi gugus fungsi dan langkah oksidasi/reduksi yang mahal. Dari sisi keselamatan kerja, dengan menghindari mutagen dan karsinogen. Dari sisi green chemistry, dapat dilakukan metode lain dalam sintesis asetanilida dengan menggunakan bahan baku asam asetat dan katalis zink sebagai pengganti anhidrida asetat (lebih berbahaya).
2. Sintesis paralel lebih baik digunakan karena produknya lebih sedikit dan tidak kompleks sehinga lebih mudah dipisahkan dari polimer. Jika digunakan metode perpecahan, maka kompleksitas molekul produk lebih besar sehingga sulit untuk dipisahkan dan kemungkinan didapat senyawa murni juga sulit. Sehingga kurang cocok digunakan dalam sintesis obat.