Gugus Pergi (Leaving Group)
Gugus pergi
yang baik yaitu gugus yang dapat mengurangi halangan reaksi. Gugus pergi berupa
anion stabil umumnya basa lemah
yang dapat mendelokalisasi muatan.
Variabel
lain yang mempengaruhi reaksi SN2 adalah sifat leaving group yang digantikan oleh nukleofil. Leaving group bermuatan negatif pada reaksi SN2. Leaving
group terbaik adalah gugus yang mampu
menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi. Semakin besar
tingkat stabilisasi muatan oleh leaving
group, maka akan semakin rendah energi dari keadaan transisi dan semakin
cepat pula reaksinya. Inilah yang diharapkan dari suatu reaksi. Kereaktifan leaving group menunjukkan semakin
baiknya leaving group tersebut. Berikut urutan kereaktifan leaving
group :
Leaving
group yang baik adalah basa
lemah seperti ion halida (Cl-,
Br-, I-) dan ion tosilat (TosO-) karena dapat menstabilkan muatan negatif tersebut. Sementara basa kuat seperti -OH dan -NH2
adalah leaving group yang buruk.
Leaving
group yang buruk seperti F-, HO-, RO- dan -NH2
tidak dapat tergusur oleh nukleofil. Dengan kata lain, alkil fluorida (R-F), alkohol (-OH), eter (-OR) dan amina (NH2)
biasanya tidak mengalami reaksi SN2. Reaksi SN2
melibatkan substitusi leaving group
oleh nukleofil. Sehingga reaksi SN2 dengan substrat alkohol
memerlukan pengubahan -OH menjadi suatu leaving group yang baik. Berikut
reaksi pengubahannya :
Pada alkohol primer (1⁰) atau alkohol sekunder (2⁰) terjadi pengubahan alkohol
menjadi alkil klorida
(R-Cl) melalui reaksi dengan SOCl2 atau alkil bromida (R-Br) melalui
reaksi dengan PBr3. Pengubahan menjadi
alkil halida karena halida merupakan leaving
group yang baik.
Gugus
Tetangga
Pada reaksi substitusi nukleofilik, partisipasi gugus tetangga
didefinisikan sebagai gugus yang memberikan suatu reaksi intermediet yang baru
pada pusat reaksi. Untuk reaksi substitusi, X sebagai gugus tetangga berperan
dalam penyerangan nukleofilik intramolekul (dalam 1 molekul) sehingga melepaskan
Y sebagai gugus pergi yang kemudian diikuti oleh substitusi intermolekul
(dengan molekul lain) yaitu
dengan nukleofil (-Nu:). Sebagai berikut :
Hasil
dari partisipasi gugus
tetangga ialah pembentukan produk
substitusi dengan konfigurasi yang berlawanan dengan konfigurasi yang
seharusnya terjadi pada SN2, dimana pada reaksi SN2
umumnya membentuk konfigurasi yang berlawanan dengan substrat. Sehingga dengan
adanya partisipasi gugus tetangga, konfigurasi produk yang terbentuk akan sama dengan
substrat.
Mekanisme partisipasi gugus tetangga
terjadi pada gugus β yang mempunyai pasangan elektron bebas (PEB). Partisipasi
ini menyebabkan : kecepatan reaksi lebih besar daripada yang diharapkan dan
konfigurasi pada atom kiralnya dipertahankan (bukan inversi atau rasemisasi).
Mekanisme partisipasi gugus tetangga terdiri atas 2 tahap substitusi SN2
yang masing-masing menyebabkan inversi sehingga hasilnya adalah penahanan
konfigurasi. Sebagai berikut :
Tahap 1 adalah gugus tetangga (Z:) bertindak sebagai nukleofil
yang memaksa gugus pergi (X) untuk keluar, tapi tetangga tersebut masih tetap
bertahan terikat pada atom karbon di mana gugus pergi terikat sebelumnya. Tahap 2 nukleofil eksternal (:Y)
mengusir gugus tetangga melalui serangan dari arah belakang.
Faktanya,
serangan gugus tetangga (Z:) lebih cepat daripada serangan nukleofil (Y:). Mengapa?
Karena gugus Z lebih tersedia pada posisi yang tepat; sedangkan untuk bereaksi
dengan Y, maka Y harus bertumbukan dengan substra terlebih dahulu. Reaksi
antara substrat dengan Y melibatkan penurunan entropi aktivasi yang besar (ΔSǂ) karena dalam keadaan transisi, reaktan jauh
kurang bebas daripada sebelumnya. Reaksi Z melibatkan pelepasan ΔSǂ yang jauh lebih kecil karena masih dalam 1 molekul.
Sehingga reaksi Z lebih cepat daripada Y.
Beberapa
gugus tetangga ialah :
1.
Ikatan C=C yang ada dalam suatu gugus
Gugus C=C dapat bertindak sebagai gugus
tetangga yang buktinya pada reaksi asetolisis senyawa 8 lebih cepat 1011
kali daripada senyawa 9 dan berlangsung dengan mempertahankan
konfigurasi.
Mengapa? Karena
gugus C=C dapat membantu perginya gugus -OTs.
2.
Siklopropil sebagai gugus tetangga
Cincin siklopropana mempunyai kemiripan sifat
dengan ikatan rangkap dua. Oleh karena itu, cincin yang berada pada posisi yang
tepat dapat berpartisipasi sebagai gugus tetangga. Sebagai contoh adalah
solvolisis endo-anti-trisiklo-[3.2.1.0]oktan-8-il. p-nitrobenzoat
(senyawa 11)
lebih cepat sekitar 1014 kali daripada senyawa 12.
3.
Cincin aromatik (gugus aril) sebagai gugus
tetangga
Cincin aromatik dalam posisi β dapat berfungsi
sebagai gugus tetangga terlihat melalui reaksi solvolisis L-treo-3-fenil-2-butil
tosilat (senyawa 16) di dalam asam asetat. Sebanyak 96% produk asetat
yang diperoleh adalah isomer treo dan sekitar 4% saja isomer eritro.
Lebih dari itu, kedua isomer D dan L treo (17) dan (18)
dihasilkan dalam jumlah yang hampir sama (campuran rasemik).
4.
Ikatan tunggal karbon-karbon (C-C) sebagai gugus tetangga
Pengamatan tentang keterlibatan ikatan
tungggal C-C sebagai gugus tetangga dilakukan pada sistem 2-norbornil.
Solvolisis dalam asam asetat ekso-2-norbornil brosilat (20)
menghasilkan campuran rasemik dari dua asetat ekso, namun tidak ada
isomer endo yang terbentuk. Mengapa
reaksi solvolisis isomer endo tidak
dibantu oleh ikatan 1,6 ? Karena gugus perginya bukan pada posisi yang
disukainya untuk serangan dari belakang.
5.
Metil (CH3) sebagai gugus tetangga
Pada solvolisis sistem neopentil seperti
neopentil tosilat (22), hampir seluruh produknya adalah hasil penataan
ulang dan sudah dipastikan bahwa spesies 23 terdapat dalam jalur reaksi
tersebut.
Namun, apakah perginya leaving group
(-Ots) bersamaan dengan terbentuknya ikatan CH3-C (hasil pengaruh
gugus tetangga)?
Jawabannya iya. Hasil studi isotop menunjukkan bahwa
gugus metil (-CH3) dalam sistem neopentil ikut berpartisipasi,
meskipun hal itu tidak terlalu meningkatkan kecepatan reaksi.
6.
Gugus tetangga yang lainnya adalah atom hidrogen (H), atom oksigen (O), atom
nitrogen (N) dan
unsur halogen (X).
Question...
1. Mengapa
alkohol
primer (1⁰) dan alkohol sekunder (2⁰) perlu diubah menjadi alkil klorida dan
alkil bromida sebelum menjadi suatu leaving
group?
2. Bagaimana pengaruh dari
adanya mekanisme partisipasi gugus tetangga
terhadap suatu reaksi?
3. Mengapa serangan gugus tetangga (Z:) lebih cepat
daripada serangan nukleofil (Y:) ?
Firdaus. 2013.
Modul Pembelajaran Matakuliah Kimia
Organik Fisik II. Makassar : Universitas Hasanuddin Press.
McMurry,
J.E. 2012. Organic Chemistry, Eighth
Edition. USA
: Cengage Learning.