Stereochemical Considering in Planning Synthesis
(Pertimbangan
Stereokimia dalam Merancang Sintesis)
7.1 Retrosynthetic
Strategies
Strategi retrosintetik dibutuhkan
karena pemilihan bahan dasar (starting
material) untuk reaksi sintesis didasarkan pada reaksi retrosintetik
tersebut sekaligus sebagai strategi atau pemandu dalam melakukan reaksi
sintesis.
Analisis retrosintetik hanya akan
menghasilkan hasil yang bermanfaat jika diarahkan ke beberapa tujuan. Tujuan
dasarnya adalah untuk menghasilkan prekursor yang sesuai dengan bahan awal yang
tersedia. Kemudian, diarahkan menjadi generasi prekursor yang lebih mudah
disintesis daripada target awal; prekursor tersebut cenderung lebih dekat
dengan senyawa yang tersedia daripada target awal. Analisis retrosintetik
diarahkan untuk penyederhanaan molekuler. Corey
telah merumuskan lima jenis strategi utama yang mengarah pada penyederhanaan
yang diinginkan yaitu :
1. Functional-group
based strategies (strategi berdasarkan gugus fungsi)
2. Topological
strategies (strategi berdasarkan topologi)
3. Transform-based
strategies (strategi berdasarkan transformasi)
4. Structure-goal
strategies (strategi berdasarkan struktur tujuan)
5. Stereochemical strategies (strategi berdasarkan
stereokimia)
Stereochemical strategies berfokus pada
penghapusan stereocenters (pusat
stereokimia) dibawah stereocontrol (kontrol
stereokimia). Stereocontrol dapat dicapai melalui kontrol mekanistik atau
kontrol substrat. Rekoneksi dilakukan untuk memindahkan stereocenter dari
rantai alifatik (sulit untuk diperkenalkan) ke dalam cincin (jauh lebih mudah
dikenali).
7.2 Approaches to Planning Practical Organic Syntheses
Permasalahan dalam sintesis pada
dasarnya adalah masalah dalam desain dan perencanaan. Mengingat sintesis hanya
menghasilkan 1 senyawa organik tertentu, dimana senyawa target telah
didefinisikan secara tepat, baik sebagai struktur maupun stereokimia. Maka selalu
ada berbagai cara agar tujuan tersebut dapat dicapai yaitu melalui penggunaan
bahan awal yang sama atau yang berbeda.
A. Methodology
(Metode)
Metodologi umum dalam perencanaan
sintesis melibatkan dua langkah, yaitu (1) Mempertimbangkan berbagai cara yang
memungkinkan kerangka karbon yang diinginkan dapat dibangun, baik dari molekul
yang lebih kecil atau oleh perubahan pada beberapa kerangka yang ada. (2)
Mempertimbangkan pembentukan gugus fungsi yang diinginkan pada rangka karbon
yang diinginkan juga. Dalam banyak kasus, gugus fungsi yang diinginkan dapat
dihasilkan sebagai konsekuensi dari reaksi dimana kerangka yang diinginkan itu
sendiri dihasilkan.
Pilihan rute terbaik biasanya
dibuat dengan mempertimbangkan :
1. Ketersediaan bahan awal
2. Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis
3. Jumlah langkah pemisahan yang terlibat
4. Hasil dari setiap langkah
5. Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang
diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
B. Starting Materials
(Bahan dasar)
Bahan awal organik termurah yang
tersedia adalah metana, etena, etin, propena, butena, benzena, dan metilbenzena
(toluena). Banyak bahan kimia yang dapat disiapkan dengan mudah dan hasil yang tinggi
dari salah satu hidrokarbon tersebut. Alasan lainnya karena relatif tidak mahal
dan banyak tersedia.
7.3
Some Principles in Control of Stereochemistry
Stereokontrol untuk
cincin sikloheksana dalam kimia organik sebagian besar difokuskan pada posisi
preferensial aksial/ekuatorial substituen pada cincin. Stereokontrol
makrosiklik difokuskan pada pemodelan substitusi dan reaksi dari cincin dalam
kimia organik, dimana unsur-unsur stereogenik jarak jauh memberikan pengaruh
konformasi yang cukup untuk mengarahkan hasil reaksi.
Dalam reaksi
stereokimia, jika terdapat diastereomer maka sebaiknya dipisahkan terlebih
dahulu sebelum dilakukan tahapan reaksi berikutnya agar produk reaksi menjadi
96% enantiomer saja atau maksudnya untuk mengurangi keberadaan enantiomer baru
dari diastereomer produk asli. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memisahkan
diastereomer itu sehingga diastereomer bisa menjadi 0% dan enantiomer produk
asli menjadi optimum.
7.4 Problem of substituents and stereoisomers
Situasi menjadi kompleks ketika kemungkinan
isomer yang tidak diinginkan akan dihasilkan juga pada langkah-langkah sintesis
yang berbeda. Reaksi yang menghasilkan isomer tunggal (reaksi diastereospesifik)
dalam hasil yang baik lebih disukai. Beberapa reaksi seperti Diels-Alder
menghasilkan beberapa stereopoint (titik dimana stereoisomer dihasilkan) secara
bersamaan dalam satu langkah dengan cara yang sangat dapat diprediksi. Namun, senyawa
murni pada step terakhir reaksi biasanya masih memiliki 50% enansiomer yang
tidak diinginkan, sehingga dapat menyebabkan penurunan drastis dalam efisiensi
rute. Sehingga diinginkan untuk memisahkan isomer optik sedini mungkin
sepanjang rute sintetis. Caranya dengan Chiron
Approach, dimana bahan awal yang tepat dipilih dari 'kolam kiral' yang
tersedia dengan mudah.
Question???
1.
Dalam melakukan reaksi sintesis yang melibatkan stereokimia, maka perlu
dilakukan kontrol (stereokontrol) agar didapatkan hasil sesuai keinginan.
Bagaimana caranya?
2.
Bagaimana cara untuk meingkatkan hasil dari reaksi stereokimia agar didapat
hasil optimum?
REFERENSI
Robert. J.D. dan M.C.
Caserio. 1977. Basic Principles of
Organic Chemistry, Second Edition. Menlo Park, CA : W.A. Benjamin, Inc.
Wyatt, P dan S. Warren.
2007. Organic Synthesis: Strategy and
Control. England : John Wiley & Sons Ltd,.