Carbonyl Chemistry
(Kimia
Karbonil)
3.1 Organometallic additions
Terdapat 2 jenis reaksi adisi gugus
karbonil menjadi alkohol yang menggunakan reagen organologam, yaitu :
A. Reagen Organolithium (Me-Li)
Reagen organolithium ditandai dengan ikatan C-Li. Lithium kurang
elektronegatif daripada karbon sehingga ikatan C-Li dapat terpolarisasi menjadi
C- +Li. Reagen organolithium lebih reaktif daripada
organomagnesium halida (Grignard) dan diharapkan bertindak sebagai nukleofil
dan basa yang baik. Reaksi logam lithium pada suhu rendah dengan alkil halida
dalam pelarut hidrokarbon menghasilkan alkil litium.
Organolithium bereaksi dengan aldehid, keton dan ester
untuk menghasilkan alkohol sebagai suatu reaksi adisi. Salah satu contohnya
dengan menggunakan keton membentuk alkohol tersier (3°) :
Reaksi dengan :
(1) Aldehida membentuk alkohol sekunder (2°), (2) Keton membentuk alkohol
tersier (3°) dan (3) Ester membentuk keton.
B. Reagen Grignard (MeMg-X)
Reagen Grignard merupakan senyawa alkil-/aril- Magnesium Halida dengan
rumus umum RMg-X, dimana X adalah halogen dan R adalah gugus alkil atau aril.
Reagen Grignard sederhana yang umum digunakan berupa CH3CH2MgBr.
Pada reaksi adisi Nukleofilik oleh reagen Grignard, R bertindak sebagai
nukleofil yang bermuatan parsial negatif (R:- +MgX).
Aldehida membentuk alkohol sekunder (2°) pada reaksi dengan pereaksi Grignard
dalam larutan eter. Sedangkan keton membentuk alkohol tersier (3°).
Pada reaksi
Grignard, dimulai dari kompleksasi asam-basa Mg2+ ke atom oksigen
karbonil dari aldehida atau keton, sehingga membuat gugus karbon karbonil
menjadi Elektrofil yang baik. Penambahan Nukleofil R:- menghasilkan
intermediet tetrahedral Magnesium Alkoksida (-OMgX). Protonasi menggunakan air
atau asam encer secara terpisah dapat menghasilkan alkohol netral. Adisi Grignard
memiliki irreversibel yang lebih
efektif karena karbanion adalah leaving
group yang terlalu buruk sehingga sulit dilepaskan. Mekanisme reaksinya
sebagai berikut :
3.2 Alkylations
Reaksi alkilasi enolat dilakukan
menggunakan alkil halida. Alkilasi terjadi bila anion enolat (nukleofilik)
bereaksi dengan alkil halida (elektrofilik) dan memaksa lepasnya leaving group melalui mekanisme SN2.
Reaksi dapat terjadi pada atom oksigen enolat atau karbon alfa, tetapi secara
normal terjadi pada atom karbon.
3.3 Michael reactions
Reaksi Michael adalah reaksi adisi
nukleofilik terhadap senyawa α,β-karbonil tidak jenuh yang memiliki suatu
ikatan rangkap dua yang elektrofilik secara tidak biasa (akibat resonansi).
Saat karbon betanya bersifat elektrofilik karena membagi muatan positifnya
secara parsial ke karbon karbonil melalui resonansi, maka terjadi serangan pada
gugus karbonil. Selanjutnya akan terjadi protonasi pada oksigen yang menyebabkan
adanya adisi 1,2. Sementara apabila serangan terjadi pada posisi beta, maka
atom oksigen akan bersifat nuklofilik, dan adisi yang terjadi adalah 1,4 adisi.
3.4 Carbonyl condensation reactions
Reaksi kondensasi adalah reaksi
antara dua molekul atau lebih yang bergabung menjadi satu molekul yang lebih
besar, dengan melepas satu atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti
air).
Kondensasi aldol adalah sebuah reaksi organik antara ion enolat dengan senyawa karbonil ,
membentuk β-hidroksialdehida atau β-hidroksiketon dan diikuti dengan dehidrasi,
menghasilkan sebuah enon terkonjugasi. Kondensasi aldol melibatkan adisi
nukleofilik dari sebuah enolat keton (nukleofil) ke sebuah karbon aldehida
(elektrofil) yang membentuk β-hidroksi keton atau sebuah "aldol"
(aldehida + alkohol).
Kondensasi Aldol mengalami 2 tahap : reaksi pembentukan karbanion (enolat
keton) dan reaksi dehidrasi. Terdapat 2 jalur reaksi yaitu menggunakan basa
kuat (jalur enolat keton) dan menggunakan katalis asam (jalur enol).
3.5 Asymmetric synthesis via enolates
Sintesis kiral juga disebut sintesis asimetris, adalah sintesis yang
mempertahankan atau memperkenalkan kiralitas yang diinginkan. Pada prinsipnya,
ada tiga metode yang berbeda untuk menginduksi asimetri dalam reaksi. Ada dapat
berupa satu atau beberapa pusat stereogenik tertanam dalam merangsang kiralitas
substrat dalam reaksi (kontrol substrat) atau eksternal sumber menyediakan
induksi kiral (kontrol reagen). Dalam kedua kasus yang
diperoleh Stereoselektivitas mencerminkan perbedaan
energi antara transisi diastereomerik dasar.
Contoh reaksinya yaitu pada pembantu imida kiral seperti Evans
'N-acyloxazolidinones (1.43) yang digunakan untuk alkilasi asimetris dan
asimetrisaldol kondensasi (Skema 1.10) :
3.6 Ring-forming reactions
Reaksi
pembentukan cincin atau reaksi penutupan cincin dalam kimia organik adalah
istilah untuk reaksi yang memperkenalkan satu atau lebih cincin ke dalam
molekul. Reaksi pembentukan heterosiklik adalah reaksi yang memperkenalkan heterosiklik
baru. Kelas-kelas penting dari reaksi pembentukan cincin termasuk annotes dan
sikloadisi.
Beberapa
reaksi pembentukan cincin yaitu :
1.
Azide-alkyne Huisgen cycloaddition
2.
Bischler–Napieralski reaction
3.
Bucherer carbazole synthesis
4.
Danheiser annulation
5.
Diels–Alder reaction
6.
Fischer indole synthesis
7.
Larock indole synthesis
8.
Paal–Knorr synthesis
9.
Pictet–Spengler reaction
10.
Pomeranz–Fritsch reaction
11.
Ring-closing metathesis
12.
Robinson annulation
13.
Skraup reaction
The
Diels–Alder Cycloaddition Reaction. Diena terkonjugasi dapat
mengalami reaksi adisi dengan alkena menghasilkan
produk sikloheksena tersubstitusi. Misalnya pada reaksi adisi 1,3-butadiena dengan 3-buten-2-on yang membentuk 3-sikloheksenil metil
keton sebagai produk.
Contoh diatas
merupakan reaksi sikloadisi Diels–Alder karena membentuk dua ikatan karbon–karbon
dalam satu langkah untuk membuat molekul siklik. Mekanisme sikloadisi
Diels-Alder berbeda dari reaksi lain karena tidak bersifat polar maupun
radikal. Sebaliknya, reaksi Diels-Alder adalah proses perisiklik (reaksi yang berlangsung
dalam satu langkah melalui redistribusi siklik dari elektron ikatan). Kedua
reaktan hanya bergabung bersama melalui keadaan transisi siklik di mana dua
ikatan C-C baru terbentuk pada saat yang sama.
Question???
1. Mengapa reagen organolithium lebih reaktif
daripada organomagnesium halida?
2. Bagaimana pada reaksi
adisi nukleofilik antara reagen
organolithium dengan ester menghasilkan produk berupa keton?
REFERNSI
Clayden,
J., N. Greeves., S. Warren dan P.
Wothers. 2001. Organic Chemistry. UK : Oxford University Press.
elisa.ugm.ac.id/legacy/user/archive/.../9690b583645b336782d93f71524f0558
Heathcock,
C. H. 1991. Comp. Org. Syn. Oxford : Pergamon.
McMurry, J.E. 2012. Organic Chemistry, Eighth
Edition. USA : Cengage
Learning.
BalasHapus1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
terima kasih atas materinya, menurut saya jawaban no 1 yaitu karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA
BalasHapusterimakasih nia,
BalasHapus1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
BalasHapus2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
Organo litium merupakan senyawa dengan logam alkali yang lebih kuat dibandingkan dengan alkali tanah pada magnesium
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama, Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
BalasHapusMateri yg cukup menarik kurnia
BalasHapusSaya akan coba jawab pertanyaan diatas
1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
Menurut saya :
BalasHapus1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
terimakasih pemaparannya
BalasHapus1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
hai kurnia,menurut saya
BalasHapus1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
BalasHapus2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
Hai kurnia , menurut saya :
BalasHapus1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
Terimaksih atas materinya
BalasHapus1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
terima kasih atas materinya
BalasHapusSaya akan coba jawab pertanyaan diatas
1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
BalasHapus2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
Hai kurniaa
BalasHapus1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R
Materi yang menarik Kurnia,
BalasHapus1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R
Menurut saya karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
BalasHapusTerimakasih atas materinya kurnia
BalasHapus1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R
Hai kurnia
BalasHapusTerimakasih atas materinya
Menurut saya
1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R
Menurut saya untuk jawaban no. 1 reagen organolithium lebih reaktif dibandingkan organomagnesium halida diakrenakan reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA. Sedangkan untuk jawaban no. 2 pada reaksi adisi nukleofilik antara reagen organolithium dengan ester menghasilkan produk berupa keton dimana dalam hal ini Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
BalasHapusHai kurnia
BalasHapusTerimakasih atas materinya
Menurut saya
1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R
Terimakasih atas penjelasan materinya ... menurut saya untuk no 1
BalasHapusKarena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
terimakasih materinya,
BalasHapus1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
BalasHapusTerimakasih kurnia,
BalasHapusSaya akan coba jawab pertanyaan diatas
1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
saya mencoba menjawab yang kedua
BalasHapusReagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
1. Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
BalasHapus2. Reagen organolithium yang mengandung ikatan R-Li akan terikat dengan karbon karbonil dari ester (R’-CO-O-R”) yang menyebabkan desakan sehingga gugus –O-R” (good leaving group) yang akan terlepas dan membentuk ikatan baru R’-CO-R (keton).
saya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama, Karena reagen organolithium hanya berupa ikatan antara alkil-logam, sedangkan pada organomagnesium halida berupa ikatan antara alkil-logam-halida. Selain itu, Lithium juga merupakan logam golongan IA yang lebih reaktif daripada logam Mg golongan IIA.
BalasHapus